tradisi-tradisi teori komunikasi




TRADISI- TRADISI TEORI KOMUNIKASI
A.    Menyusun Teori Komunikasi
[1]Craigh membagi dunia komunikasi kedalam tujuh tradisi pemikiran:
1)      Semiotic
2)      Fenomenologis
3)      Sibernetika
4)      Sosiopsikologis
5)      Sosiokulutral
6)      Kritis
7)      Teoritis

1.   Tradisi Semiontik
[2]Semiotic atau penyelidikan symbol-simbol membentuk tradisi pemikiran yang penting dalam teori komunikasi. Tradisi semiotic terdiri atas kumpulan teoribagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi luar tanda-tanda itu sendiri. Tanda-tanda tidak hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi, melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hamper semua perspektif yagn sekarang diterapkan pada teori komunikasi.
a.    Gagasan Utama Dari Tradisi Semiotic
Konsep dasar yang menyatukan trdisi ini adalah tanda yang didefenisikan sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukkan beberapa kondisi yang lain- seperti ketika asap menandakan adanya api. Konsep dasar kedua adalah symbol yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti yang sangat khusus. Beberapa ahli memberikan perbedaan yang kuat antara tanda dan symbol. Tanda dalam realitasnya memiliki referensi yang jelas tehadap sesuatu, sedangkan symbol tidak. Para ahli lainnya melihat sebagai tingkat-tingkat istilah yang berbeda dalam satu kategori yang sama. Dengan perhatian pada tanda  dan symbol, semiotic menyatukan kumpulan teori-teori yang sangat luas yang  berkaitan dengan bahasa, wacana dan tindakan-tindakan nonverbal.  [3]Semiotic adalah ilmu yang mengakaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda yakni sesuatu yang harus kita beri makna
Kebanyakan pemikiran semiotic melibat ide dasar triad of meaning yang menegaskan bahwa arti munculdari hubungan diantara tiga hal:
a)      Benda (yang dituju)
b)      Manusia(penafsir)
c)      Tanda
Charles Shaunders Pierce, ahli semiotic modern pertama dapat dikatakan pula ssebagai pelopor ide ini. Pierce mendefenisikan semiosis sebagai hubunga diantara tanda, benda dan arti. Tanda tersebut merepresentasikan benda atau yang ditunjuk dalam pemikiran si penafsir.
2.      Variasi Dalam Tradisi Semiotik
Semiotic selalu dibagi dalam tiga wilayah kajian, yaitu semantic, sintaktik dan pragmatic. Semantic berbicara tentang bagaimana atanda-tanda berhubungan dengan yang ditunjukkannya atau apa yang ditunjukkan oleh tanda-tanda. Semiotic. Wilayah kajian kedua dalam semiotic adalah sintaktik atau kajian hubungan diantara tanda-tanda. Tanda-tanda sebetuknys tidak perlu berdiri dengan sendirinya. Hamper sesemuanya selalu menjadi bagian dari system tanda atau kelompok tanda yang lebih besar yang diatur dalam caracara tertentu. Oleh karens itu sintaktik menagcu pada aturan-aturan  orang yang mengimbinasikan tanda-tanda kedalam system makna yang kompleks.
Pragmatic kajian utama semiotic yang ketiga, memperlihatjan bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia atau pengguanaan praktis serta berbagai akibat dan pengaruh  tanda pada kehidupan social. Dari perspektif semiotic kita harus memiliki oemahaman bersama bukan hanya pada kaata–kata, tetapi juga pada struktur bahasa, masyarakaat dan budaya agar komuniakasi dapat mengambil perannya.
2.      Tradisi Fenomanologis
a)        Gagasan Utama Dari Tradisi Fenomenologis
[4]Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian atau kondisi yang dilihat. Oleh karena itu fenomanologi merupakan sebuah cara yang digunakan untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. Anda hendak mengetahui dengan sadar menganalisis serta menguji persepsi dan perasaan anda tentangnya. Maurice Merleau-Ponty pakar dalam trades ini, menuliskan bahwa “semua pengatahuan akna dunia bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperolelh dari pengalaman akan dunia”. Dengan demikian fenomanologi membuat pengalamn nyata sebagai data “pokok sebuah realitas. Semua yang dapat anda ketahui adalah apa yang anda alami “. “Fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu menjadi jelas sebagaimana adanya”. Jika anda ingin mengetahui apa arti cinta, maka anda jangan bertanya pada ahli psikologi. Anda harus berpengang pada pengalaman anda tentang cinta.[5] Didalam perkuliahannya Austn memang kerap melontarkan what to say when yang dimaknainya bahwa unsure (what) sama pentingnya dengan dunia fenomena-fenomena (when).
Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologi
Pertama, pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar, kita aka mengetahui dunia ketika kita  berhubungan dengannya. Kedua makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Dengan  kata lain, bagaimana anda berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi anda. Asumsi ketiga adalah bahwa bahasa meruapakan kedaraan bermakna. Kit amengalami dunia dengan bahasa yang digunakan untuk mendefenisikan dan mengekspresikan dunia itu. Kita mengetahui kunci Karena bahasa yang kita hubungkan dengannya. Menutup, membuka, berat dan sebagainya.
b)      Keragaman Dalam Tradisi Fenomenologis
Tiga kajian pemikiran umum membuat beberapa tradisi fenomenologi:
1.      Fenomenologi klasik, kebenaran dapat diyakini melalui pengalaman langsung dengan catatan kia harus displin dalam mengalami segala sesuatu.
2.      Fenomenologi persepsi, manusia merupakan sosok gabungan antara fisik dan mental yang menciptakan makna didunia.
3.      Fenomenologi hermeneutic, pengalaman alami yang tidak teralakkan terjadi dengan hanya tinggsl didunia. Realitassesuatu tidak dapat diketahui dengan analisis yang cermat atuu pengurangan, melainkan oleh pengalaman alami yang diciptakan oleh pengguaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

3.       Tradisi Sibernetika
[6]Sibernetika merupakan tradisi system-sistem kompleks yang dialmnya banyak orang saling berinteraksi, mempengaruhi satu sama lain. Teori-teori dalam tradisi sibernetika menjelaskan bagaimana prposes fisik, bilosis, social dan perilaku bekerja. Dalam sibernetika kominikasi dipahami sebagai sisitem bagian-bagian atau veriabel-veriabel yang saling mempengaruhi satu sam lainya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan system, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan.
a)      Gagasan Utama Dari Tradisi Sibernetika
Ide system membentuk inti pembentukan sibernetika. System merupakan seperangkat komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang sama-sama membentuk sesuatu yagn sekadar sejumlah bagian-bagian. Bagian papun dari sebuah system oleh ketergantungan bagian-bagian lainnya dan bentuk saling ketergantungan inilah yanag mengatur system itu sendiri. Namun siistem tidak akan bertahan tanpa mendatangkan asupan-asupan baru dalam bentuk input. Sibernetika merupakan tradisi yang membahas satu system yang kompleks yang mane elemen yang terdapat didalamnya saling berinteraksi dan Saling mempengaruhi.[7]
Oleh Karena itu, sebuah system mendapatkan input dari lingkungan, memproses dan menciptakan timbal balik berupa hasil kepada lingkungan. Input dan out put terkadang berupa materi-materi nyata atau dapat pula berupa dan informasi. Variasi Teori system terbagi menjadi 4:
1.      Teori system dasar
2.      Sibernetika
3.      Teori sistem umum
4.      Sibernetika tingkat kedua.

b)      Keragaman Dalam Tradisi Sibernetika
Konsep ini mengarahkan kita tentang bagainmana sesuatu saling memengaruhi satu sama lainnya dalam cara yang tidak berujung, bagaimana sisitem mempertanayakan control, bagaimana mendapatkan kesseimbangan, serta bagiamana peran timbale balik dapat mempertahankan keseimbangan dan dapat membuat perubahan.
Tradisi sibernetika menjadi bagian dalam komunikasi yang popular dan berpengaruh, sehingga bermanfaat baagi pemahaman komunikasi secara umum, sama halnya dengan komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

4.      Tradisi Sosiopsikologis
[8]Kajian individu sebagai makhluk social merupakan tujuan dari sosiopsikologis. Berasal daari kajian psikologi social, tradisi ini memilliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori in berfokus pada perilaku sosial individu, variable psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi serta kognisi.
a)        Gagasan Utama Dari Tradisi Sosiopsikologis
Beberapa tema yang berbeda dalam tradisi sosiopsikologis:
1.      Bagaiman perilaku komunikasi individu dapat diprediksi
2.      Bagaimana individu memperhitungkan dan mengakomodasikan  situasi-situasi komunikasi yang berbeda
3.      Bagaiman pelaku komunikasi mengadaptasi perilaku mereka
4.      Bagaimana informasi diasimilasi, diatur serta digunakan dalam menyusun strategi dan rencana-rencana pesan.
5.      Dengan logiak apa manusia menbuat keputusan tentang bentuk pesan yang hendak digunakan
6.      Bagaimana makna dipresentasikan dalam fikiran
7.      Bagimana manisia menghubungkan penyebab-penyebab perilaku
8.      Bagaiman komunikasi diintegrasikan untuk membentuk sikap dan kpercayaan
9.      Bagaiman sikap berubah
10.  Bagaiman ekspektasi dibentuk dalm interaksi dengan orang lain
11.  Apa yanag terjadi jika ekspektassi tidak tercapai
Variasi dalam tradisi ini akan memjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut dengan cara yang berbeda

b)      Keragaman Dalam Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi dalam tradisi sosiopsikologis dapat dibagi kedalam tiga cabang besar, yaitu perilaku, kognitif dan biologis. Tradisi sosiopsikologis dan sosiokultural berkenaan dengan individu dalam interaksinya dengan yang lain. Tradisi  sosiopsikologismengedepankan individu, sedangkan sosiokutural menekankan persamaan dalam interaksi social

5.      Tradisi Sosiokultural
[9]Pendekatan sosiokultural terhadap teori komuniksi menunjukkakn cara pemahaman kita terhadap makna, peran, norma dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi.
a)        Gagasan utama dari sosiokultural
Tradisi ini menfokuskan diri pada bentuk-bentuk interaksi antar manusia daripada karakteristik individu atau model mental. Interaksi memrupakan proses dan tempat makna, peran, peraturan serta nilai budaya yang dijalankan. Tradisi sosiokultural juga menfokuskan pada bagaiman identitas-identitas dibangun melalui interaksi adlam kelompok social dan budaya. Para ahli sosiokultural memfokuskan diri bagimana identitas dinegoisasikan dari situasi ke situasi lainnya. Budaya juga dilihat  sebagai bagian penting atas apa yang dibuat dalam interaksi social. Budaya membentuk konteks bagi tindakan dan interpretasi. Komunikasi merupakan sesuatu yang terjadi diantara manusia, sehingga komunitas dianggap sangat penting.
Karena pentingnya budaya dan konteks inilah, karya sosiokultural biasanya hilosatikmeskipun tidak selalu. Para peneliti dalam tradisi ini dapat menfokuskan diri pada aspek kecil keseluruhan situasi dalam kajian tertentu, tapi merak sangat menyadari pentingnya keseluruhan komunikasiatas apa yang terjadi pada interaksi pada level mikro.

b)      Keragaman Dalam Tradisi Sosiokultural
Layaknya semua tradisi, sosiokulutral memiliki beragam sudut pandang yang berpengaruh, yaitu paham interkasi simbolis, konstruksionisme, sosiolinguistik, filisofi bahasa, etnografi dan etmenetologi.
Sudut pandang kedua yanga sangat berepengaruh pada pendekatan sosiaokutural adalah paham konstruktuvime social.penagruh ketiga dalam  budaya dan bahasa.
6.      Tradisi Kritik
[10]Tradisi kritik banyak berlawanan dengan  asumsi dasar tradisi lainnya. Sangat dipengaruhi oleh kaarya-karya di Eropa, feminism Amerika dna kajian post modernisme dan post kolonialisme. Tradisi ini berkembang pesat dan pengaruh pada teori komunikasi.

a)      Gagasan Utama Dari Tradisi Kritik
Meskipun banyak terdapat keragaman tradisi kritik, semuanya memiliki tiga keistimewaan pokok.
1.    Tradisi kritik mencoba memahami system yang sudah dianggap benar, sturktur kekuatan, dan keyakinan atau ideology yang mendominasi masyarakat, dengan pandangan tertentu yang mana minat-minat disajikan oleh struktur-strktur kekuatan tersebut
2.      Para ahli teori kritik pada umumnya tertarik dengan membuka kondisi-kondisi social ayng menindas dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau masyarakat  yang lebih bebas dan lebih berkecukupan.
3.        Menciptakan kesadaran untuk menggabungkan teori dan tindakan.

b)      Keragaman Dalam Tradisi Kritik
Saat ini, teori kritik marxis sangat berkembang, meskipun teori ini sanga bercabang dan multiteoritis. Beberapa ahli teori kritik saat ini dengan senang hati mengadopsi ide-ide marx pada ekonomi politik, meskippun perhatian akan konflik dialektik, dominasi dan penindasan tetap penting.  Teori kritik saat ini serng dinamakan “neo marxis” atau “marxis”
7.      Tradisi Retorika
[11]Saat ini, kata retorika sering mengalami penyempitan makna , kosong atau kata-kata ornamen yang beralwanan dengan tindakan. Kajian retorika secara umum didefenisakan sebagai symbol yang digunakan manusia. Pada awalnya adalah seni penbuatan argument dan pembuatan naskah pidato. Kemudian berkembang sampai meliputi proses “adjusting ideas to people and people to ideas” dalam segala bentuk pesan.
a)      Gagasan Utama Dari Tradisi Retorika
Pusat dari tradisi retorika adalah kelima karya agung retorika penemuan, penyampaian dan daya ingat. Semua ini adalah elemen-elemen dalam mempersiapkan pidato.
b)        Keragaman Dalam Tradisi Retorika
Asal retorika dizaman klasik, dari abad kelima sampai bad ke 1 SM, didominasi usaha-usaha untuk mendominasi dan menyusun peraturan dar seni retorika. Zaman pertengahan (400-1400 M) memandang kajian retorika yang berfokus pada permasalahan penyusunan dan gaya. Renaissance (sekitar 1300-1600M) yang dikosongkan oleh zaman pertengahan memandang sebuah kelahiran kembali dari re troika sebagai filisofi seni. Zaman pencerahan (1600-1800M) para pemikir seperti Rene Descartes mencoba untuk menentukan apa yang harus diketahui secara absolute dan objektif oleh fikiran manusia. Abad ke-20 dan retorika kontemporer mengiringinya menunjukkan sebuah kenaikan pertumbuhan dalam retorika ketika, jumlah, jenis dan pengruh symbol meningkat.kecendrungan lain muncul pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 telah menjadi jembatan antara retorika dengan post modernism terutama pada apresiasi post modern dan penilain pendirian yang berbeda. Selnjutnya retorika jauh berbeda tanpa arti, kosong atau pembicaraan ornamental.

B.  Mengembangkan Konteks Untuk Komunikasi
[12] Perhatikan bahwa tidak ada tradisi yang memberikan kontribusi pada aspek kominkasi
1.      Tradisi-tradisi tidaklah terpisah saatu sama lainnya
2.      Setiap tradisi memiliki karakter khusus, tradisi-tradisi tersebut, bahkan saling menolak satu sama lainnya
3.      Ketika anda mengganti konteks , tradisi yang berbeda menjadi kurang berharga
4.      Meskipun tradisi-tradisi tidak menyebarkan dirinya dengan sama untuk semua konteks , distribusi-ditribusi itu juga tidak aterbatas dalam jangkauan perhatian yanag sempit



[1]   W. Stephen Littlejohn. 2014. Teori Komunikasi.Jakarta: Salemba Humanika. Hlm. 52

[2] Ibid., 53
[3] Lantowa Jafar.Dkk. 2017. Semiotika Teori, Metode Dan Penerapannya Dalam Penekitian Sastra Yogyakarta: CV. Budi Utama. Hlm. 3
[4] Opcit., hlm. 57

[5] Wibowo Wahyu. 2011. Linguistik Fenomenologi John Langshaw Austin. Jakarta: Bidik    Prhonesis Publising. Hlm 19


[6] W. Stephen Littlejohn. 2014. Teori Komunikasi.Jakarta: Salemba Humanika. Hlm 59

[7]  Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Masa. Jakarta: kencana. Hlm  44


[8]  opcit., 60
[9] Ibid., hlm 65
[10]  Ibid., hlm 68

[11] Ibid., hlm. 73
[12] Ibid hlm. 77

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah etika dan keamanan tegnologi informasi

thaharah